- Dalam kehidupan di dalam masyarakat kita, keanekaragaman yang ada antara lain bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku, ras, agama, kelompok, latar belakang ekonomi, latar belakang budaya, dan sebagainya.
- Kenyataan dalam kehidupan di masyarakat kita, berbagai perbedaan tersebut jika tidak disikapi dengan arif dan bijaksana dapat menjadi sumber konflik.
- Sebagai contoh; adanya konflik karena perbedaan agama, adanya konflik karena terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat, perang antarsuku terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
- Manusia, apapun ras, suku, agama, jenis kelaminnya memiliki martabat yang sama. Oleh karena itu, sepatutnya manusia hidup secara rukun tanpa membedakan antara satu dengan yang lain.
- Tetapi dalam kenyataannya, ketika orang melamar pekerjaan ditanya dulu: apa agamanya, dari daerah mana, dsb, bukan dilihat dari kemampuan atau keahliannya.
- Atau ketika berada di tempat tertentu oang berpakaian tertentu, atau berparas etnik tertentu dicurigai dan diperlakukan kurang manusiawi.
- Segala bentuk praktik hidup yang tersekatsekat atau terkotak-kotak hendaknya segera diakhiri.
ORANG SAMARIA YANG BAIK HATI
Luk 10 : 25 – 37
Luk 10 : 25 – 37
- Yesus hidup dalam suasana masyarakat Yahudi, di mana pada masa itu cinta yang terkotak-kotak masih berjalan dan dilaksanakan ditengah masyarakat Yahudi. Cinta diukur berdasarkan sekat-sekat misalnya; sedarah, seagama, segolongan, sepaham, status sosial yang tinggi, tidak mengritik pandangannya, dan sebagainya. Maka orang yang berbeda dibenci dan disingkirkan.
- Hal itu secara jelas kelihatan dalam kasus-kasus yang diceriterakan dalam Injil, seperti Zakheus, orang-orang yang sakit, orang berdosa, orang yang kedapatan berzinah. Mereka dibenci oleh banyak orang, terutama oleh para pemimpin agama, karena dianggap berbeda dengan mereka
- Situasi tersebut sangat memprihatinkan. Yesus ternyata amat mencintai mereka. Ia makan bersama dengan Zakheus di rumahnya sehingga akhirnya Zakheus bertobat. Yesus menyembuhkan orang sakit, bukan menjauhi dan mengutuknya sebagai orang yang dikutuk Allah. Yesus mengampuni orang berdosa dan perempuan yang berzinah sehingga mereka pun bertobat. Yesus menyelamatkan semua orang dengan mencintai mereka tanpa pandang bulu
- Yesus melihat bahwa pada hakikatnya cinta itu sendiri selalu terarah pada orang lain.
- Kalau kita mencintai orang lain, sesungguhnya kita harus berusaha bagaimana orang yang dicintai itu bahagia.
- Cinta semacam itulah yang disebut cinta sejati.
- Cinta sejati mengandaikan adanya keberanian seseorang untuk berkorban.
- Hal ini telah diperlihatkan Yesus sendiri. Karena mencintai manusia, Yesus rela mengorbankan diriNya
Sifat manusiawi, egoisme, mau menang sendiri, tidak mau direpotkan serta mau enaknya sendiri yang dimiliki seseorang masih cenderung lebih diutamakan, sehingga praktik hidup yang pilih-pilih dalam pergaulan juga masih sering terjadi. Seperti halnya yang dilakukan oleh seorang imam dan seorang Lewi dalam kisah yang disampaikan oleh Yesus.
Yesus mengajarkan pada kita bahwa pada hakikatnya cinta (kasih) itu sendiri selalu terarah pada orang lain. Kalau kita mengasihi orang lain, sesungguhnya kita harus berusaha bagaimana orang yang kita kasihi itu bahagia. Tidak pandang bulu siapa orang itu, apa agamanya, keadaan ekonominya. Yang penting kasih yang kita berikan hendaknya terarah kepada semua orang dan menjadikan orang tersebut bahagia.
Contoh cinta tanpa pengkotakan atau kasih yang tanpa membedakan yang dapat dilakukan remaja. Misalnya: berteman dengan semua orang dan tidak hanya berteman dengan teman tertentu saja, mau mendekati atau berteman dengan orang yang oleh teman lain dijauhi, mau terlibat kegiatan bersama teman tanpa pilih-pilih, membantu teman tidak hanya pada teman dekat saja melainkan kepada semua teman yang memerlukan bantuan.
Makna perumpamaan Orang Samaria yang baik hati:
- Masyarakat Yahudi terkotak-kotak berdasarkan : agama, suku, status sosial
- Terjadi pembedaan perlakuan terhadap kelompok yang satu dengan kelompok lainnya
- Yesus mengajarkan bahwa perlakuan semacam itu tidak benar, karena semua orang setara sebagai ciptaan Tuhan yang bermartabat
- Orang Samaria menjadi gambaran orang yang benar-benar mampu mencintai orang lain tanpa melihat latar belakangnya terlebih dahulu
- Yesus mengajak kita untuk memperlakukan semua orang sebagai saudara, tanpa melihat latar belakangnya
Kelompok atau orang yang terlalu menonjolkan perbedaan dan daerah atau golongan :- Tidak bisa membaur dengan orang dari daerah lain
- Lingkungan pergaulan sangat kecil
- Memicu fanatisme atau sikap sukuisme
- Kelompok atau orang yang lebih menonjolkan persamaan sebagai sesama ciptaan Allah:
- Dapat membangun relasi yang baik dengan semua orang sebagai saudara
- Akan tercipta toleransi, kebersamaan, kerukunan, saling menghargai